Monday, September 5, 2011

Belajar dari Kearifan Alam

Belajar banyak hal yang besar dalam setiap perjalanan adalah kenikmatan lain saat melakukan perjalanan ke hutan. Dan itu adalah satu ilmu perjalanan yang saya peroleh  dari pelatih-pelatih perjalanan hutan saya. Mau tahu siapa saja orangnya ? yang pertama adalah ayah saya pribadi DR.Ayi Olim, beliau yang memperkenalkan saya mulai dari bagaimana caranya berjalan, berjalan jauh, berjalan di kebun, berjalan dengan beban, berjalan di hutan, bahkan sampai saat ini kemampuan dan kecepatan berjalannya (dalam arti harfiah sekalipun) belum dapat saya tandingi. Pembuktian terakhir ya beberapa hari yang lalu, hanya saja untuk kali ini saya tidak pingsan gara-gara mengekor di belakangnya naik ke gunung..:D. Juga ilmu yang banyak berhubungan dengan alam, bahan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan, bagaimana menebang kayu yang benar, bagaimana memilih bambu yang baik, bagaimana menanam pohon yang benar, mencari rumput yang bagus untuk pakan, membangun shelter, mencari air, semua Ilmu yang digunakan untuk hidup, semuanya...
Orang kedua adalah Abah Iwan R. Abdulrachman, Perjumpaan yang sangat singkat dengan beliau, memberi banyak makna dalam merubah paradigma perjalanan hutan dalam diri pribadi, perubahan dari mindset camping yang penuh dengan arogansi sebagai manusia yang bebas melakukan kegiatan apapun di alam bebas, berjalan menuju alam bebas dengan niat penaklukan, entah untuk menaklukan ketinggian, keangkeran atau ketakutan pribadi, menjadi manusia yang dituntut menjadi makhluk yang harus lebih banyak belajar dan menghargai alam, bahwa berjalan menuju hutan tidak lebih dan kurang hanya sebagai wahana untuk bisa bersyukur kepada Sang Khalik, melalui bukti-bukti penciptaannya di alam ini.
Orang ketiga adalah Bapa Emuh, nama lengkapnya yang tidak pernah saya ketahui, saya mengenal dengan beliau sebagai komandan Batallion 7 Kopassus (emang ada gituh ??xixixi) Situ Lembang, tertegun saat menjelang Isya dalam perjalanan turun dari gunung sunda yang gelap saya mendengar lantunan ayat suci Al Quran, di sebuah tempat sunyi sepi di pinggir sebuah Danau .. Situ Lembang... dan dari beliau saya banyak belajar tentang arti kebermaknaan, dan harga dari sebuah kehidupan. dari beliau saya belajar untuk survive dalam hidup, baik secara harfiah maupun makna, dengan sudut pandang seorang prajurit Kopassus, dan dari beliau saya mengenal motto hidup " Setiap Langkah Adalah Pertaruhan".
Ketiga orang tersebut, belajar untuk hidup dan kehidupannya dari alam, Ayah saya yang hingga saat ini aktif bercocok tanam di sela kesibukannya, Abah iwan dengan lantunan Lagunya, dan Pa Emuh yang menggantungkan nyawanya pada kemampuannya bergantung pada alam, pada masing-masing perannya dalam kehidupan saya yakin banyak mempraktekan kearifan alam bahkan dalam kehidupan yang jauh dari sumber dimana mereka belajar. Kemampuan yang sebenarnya harus sangat disadari oleh mereka yang menyebut dirinya Pecinta Alam, Penjelajah Hutan gunung, sehingga saripati kehidupan dan kearifan alam yang tersebar dan terserak saat perjalanan, akan bisa diambil, dihayati, dimaknai, diinternalisasikan dalam diri untuk selanjutnya menjadi kekayaan diri dan mewarnai setiap gerak dalam kehidupannya.
Tentu saja tulisan ini dibuat bukan berarti saya bisa berbuat seperti itu.... sangat jauh bahkan untuk mendekati pun masih sangat jauh. Tulisan ini tidak lebih dari peringatan dan pengingat bagi diri saya tentang apa sebenarnya tujuan dari setiap perjalanan yang saya lakukan. tentang bagaimana saya tidak bisa berlaku arogan dan menepuk dada saya dengan mengatakan "Saya... Pecinta Alam ini dibuktikan dengan saya menanam pohon !!" Sementara Alam pun tidak pernah Berteriak " Saya mencintai Manusia,... dengan saya memproduksi oksigen.... !!" atau  Berkonvoi sambil bernyanyi dan berteriak-teriak" Minggir dong, minggir dong, minggir dong..... Pecinta Alam mau lewat..." Sementara alam dalam diamnya mereka bertasbih pada Allah SWT. Dan saat dihutan silahkan saja kita bernyanyi dan berteriak sambil menerobos rimbunnya perdu daun pulus, dan belajarlah dari hal itu...
hanya sebuah perenungan atas dosa yang telah saya lakukan....

No comments:

Post a Comment