Tuesday, September 6, 2011

Pulus versus Pacing

Semua penyakit ada obatnya, yang menjadi permasalahan apakah obatnya sudah diketahui atau belum jauh atau tidak, dan hal ini yang menjadi perbedaan antara orang yang sakit dengan orang yang sehat. Di alam terbuka seperti hutan, gunung, pantai, perbedaan antara sehat dengan sakit terkadang berujung pada survive atau tidaknya seorang penempuh alam terbuka. itulah sebenarnya yang menjadi jawaban kenapa kita jarang sekali melihat binatang sakit di hutan, karena semua berhubunbgan erat dengan kemampuan untuk survive, saat seekor muntjak sakit sedikit saja dan berakibat pada menurunnya kemampuan larinya, maka terkaman leopard lah yang menjadi ganjarannya, atau saat seekor burung menabrak pohon sehingga sayapnya terkilir, maka ia akan berakhir menjadi santapan ular. seperti itulah hukum berlaku di alam. Yang terkuat, yang sehat yang akan bisa bertahan, pun hal tersebut berlaku untuk seorang penjelajah alam terbuka.

Tulisan ini tidak akan membahas tentang kemampuan survival, ada banyak literatur tentang itu dan semuanya ditulis oleh ahli survival baik extreme maupun tidak, yang saya akan sedikit tulis disini justru mengenai daun pulus. Pulus terkadang dikenal juga dengan sebutan jelatang, jelutung, lateng, Kemadu yang sebetulnya semuanya species yang berbeda, Pulus yang dimaksud disini adalah Laportea Stimulans, berbentuk tanaman perdu yang banyak tersebar di daerah lembap, ternaungi di dataran rendah. Tidak banyak yang hafal akan tetapi patut untuk diperhatikan karena daun pulus ini memiliki bulu-bulu halus di permukaannya. Nah bulu-bulu halusnya ini yang menjadi ancaman bagi mereka yang tidak mengenalnya. Bulu halus dari pulus ini mengandung asam semut yang serupa dengan asam yang terdapat pada sengat lebah dan semut. sehingga bila tersentuh maka gatal, panas, perih itu yang terasa, dan untuk 2 sampai 3 hari rasa ini akan bertahan, beberapa tulian malah menyebutkan sampai seminggu tanpa penanganan rasa ini akan bertahan.

Tentu saja karena urusan terkena daun pulus kita tidak akan diterkam oleh leopard atau jadi sarapan sang ular, akan tetapi bila anda seorang petualang sejati yang baru beli perlengkapan camping lengkap dari  Internet, hiking gear yang anda beli dari cabelas, dan membawa pisau jungle aitor yang masih wangi packing dari USPS, dan anda berada di tengah rimbunnya  hutan 5 kilometer dari tempat anda memarkir TDi terbaru anda, terkena daun pulus di tengkuk atau pipi, atau di bibir (karena akan mencoba teknik survival yang baru anda baca) hal ini akan sangat memperngaruhi tingkat kekalutan anda. (duh lebay banget yah .....).

Untuk hal ini pertolongan pertama yang harus anda lakukan adalah mencari daun Pacing.... (halah apa lagi inih.......) pacing yang nama latinnya  Costus speciosus J hidup di kondisi yang sama dengan pulus. Inilah luar biasanya alam, bila anda melihat tumbuhan Pacing, pasti tidak jauh darinya ada pulus, nah untuk mengobatinya cukup ambil saja satu lembar daunnya remas dan usapkan ke permukaan yang kena pulus...., ada banyak literatur tentang Pacing sebagai tanaman obat, silahkan surfing saja. Obat lain bila terkena pulus ini adalah dengan mengambil tanah kering dan gembur yang ini pasti banyak, dan gosokkan ke bagian yang terkena pulus.

Untuk mereka yang males searching untuk melihat seperti apa pulus  ini dapat dilihat di bawah ini.

Sementara daun pacing ada di bagian awal tulisan ini, waktu mengambil gambar ini pun saya cukup memutar badan saja untuk mengambil gambar kedua pohon ini, dan tentu saja saya tidak perlu menggosokkan tangan saya ke permukaan daun pulus dan mengobatinya dengan pacing untuk membuktikan tulisan ini..... alasannya, beberapa kali terkena sengat daun pulus cukup bagi saya untuk tidak mencobanya.
semoga bermanfaat.





No comments:

Post a Comment