Thursday, September 22, 2011

Pulang dari Kotamu

Perjalanan pulang dari Jogja beberapa hari yang lalu, ada catatan lucu pada perjalanan pulang ini pesawat delay terbangnya karena aduan penumpang. Sebuah hal yang lumrah bila penumpang merasa ada masalah dengan pesawat dan mengadukannya pada teknisi yang saat itu memeriksa, tetapi yang sangat disayangkan kerusakan ini datangnya dari pengaduan penumpang. Kerusakan (yang mungkin juga bukan) yang diadukan sebenarnya roda pesawat yang terlihat kempes, entah kurang angin atau bocor tetapi tidak mungkin memompa ban pesawat saat penumpang telah seluruhnya naik. Dengan prosedur pengisian angin yang banyak dan pemeriksaan yang juga banyak memang lebih cepat akhirnya untuk mengganti roda ban. Satu hal lagi yang disayangkan penggantian ini dilakukan didepan seluruh penumpang. seingat say dulu waktu praktek di sebuah fasilitas maintenance pesawat, setiap kerusakan yang dilaporkan akan diperbaiki di fasilitas tidak didepan penumpang, atau regulasi dan kebijakan sudah berubah mungkin ya...:D
ya sudahlah berikut beberapa gambar yang diambil saat perjalanan pulang tersebut.





  
Nah ini dia, setelah kami para penumpang turun, roda pendarat kiri bagian dalam diganti... jadi inget dulu deh.... kerjaan ngambilin roda dari gudang penyimpanan ke fasilitas pemeliharaan...
 
  Touch down...!!!

bandara yang sibuk !!

 
Foto yang paling bawah...... wahana di BSM.... maen ah !!!!

Saturday, September 17, 2011

Djokja Lagi

Hari ini perjalananku yang kesekian ke Djokja, untuk kali ini menggunakan ATR nya Wing's Air. perjalanan di hari dimana kemarinnya hujan deras pertama di bandung cukup membuat perjalanan menjadi sedikit Bumpy dan  seru. Kembali teringat ucapan kawan, dan beberapa orang yang saya kenal yang menjudge bahwa penerbangan dengan pesawat berpropeler sangat tidak nyaman dan aman. Saya pernah tanya kenapa ? karena baling-balingnya kelihatan. Nah belum hafal mereka kalo dalam beberapa hal pesawat dengan propeler mempunyai keutungan yang lebih dibanding pesawat dengan mesin Turbofan. Ah sudahlah... saya sendiri yang sedikit mempelajari ilmu penerbangan, Civial Aviation Safety and Regulation, dan ilmu lain tentang penerbangan ini kadang sulit menjelaskan bgagaimana sebenarnya transportasi udara mempunyai rasio kecelakaan yang jauh lebih kecil dari alat transportasi lain. Justru saya sendiri lebih mencermati kenapa N-250 yang konon mempunyai teknologi yang lebih baik dari pesawat ini masih tetap belum menerima aproval dari FAA, lebih jauh dari itu bahkan merpati saja bisa membeli pesawat china yang belum mendapat aproval dari FAA juga. Kapan saya bisa naik pesawat N-250 untuk penerbangan lokal ya ??
Sudahlah polemik tentang bisnis ini memang tidak pernah berakhir dan memang mungkin harus seperti ini nasib negara terjajah..
sekilas report saja hasil jepretan di pesawat semoga berkenan.





 Nah.. penerbangan kali ini didominasi oleh  awan....tapi landingnya as smooth as landing using a turboprop engined aircraft.
dan 15 menit kemudian...... sampailah saya

Dongeng di Sespim

tilu poe kaliwat budak kuring anu bungsu, The Gunnar kaluar ti rumah sakit, atawa poliklinik dengan ruang rawat inap meureun pernahna mah. Inyana gering diare, duh watir temen kacirina oge. Tapi mungguh budak kuatan, salila geringna dina sela-sela nguluwutna aya weh dongengkeuneun teh. opat poe opat peuting manehna ngajakan indung bapana, jeung lanceukna mondok moek pindah sare ka Sespim. Keun ari urusan geringna mah ayeunamah urang tinggalian weh potona mangsa keur gering.... poto manehna jeung lanceukna...
geura urang tataan..

Tah poto ieu pas mimiti asup lanceukna acan nyadar lamun adina rek dirawat.......jeung salila di tempat perawatan lanceukna mah langsung jadi incu panggih gede anu boga warung sisieun tempat perawatan.



tah ieu menit-menit awal budakna di infus... saenggeus cape gunnar tungtungna sare.



saenggeu pangaciana balik deui.... seuri deui weh budak teh.. hiji weh syaratna... selang infus ulah dicabak lamun henteu ngamukna teu katahan..

Nya....... cenghar !!!

 Bersama lanceuk tercinta.........

Tah kalakuan lanceukna lamun, adina ceurik... sagala rupa anu dipilampahna teh.......
Alhamdulillah gunnar geus balik ka imah geus jagjag, nya masih recovery keneh sih kaayaanamah tapi mudah-mudahan budakna jagjag wariungkas sabihara-bihari.....Amiin...

Tuesday, September 6, 2011

Pulus versus Pacing

Semua penyakit ada obatnya, yang menjadi permasalahan apakah obatnya sudah diketahui atau belum jauh atau tidak, dan hal ini yang menjadi perbedaan antara orang yang sakit dengan orang yang sehat. Di alam terbuka seperti hutan, gunung, pantai, perbedaan antara sehat dengan sakit terkadang berujung pada survive atau tidaknya seorang penempuh alam terbuka. itulah sebenarnya yang menjadi jawaban kenapa kita jarang sekali melihat binatang sakit di hutan, karena semua berhubunbgan erat dengan kemampuan untuk survive, saat seekor muntjak sakit sedikit saja dan berakibat pada menurunnya kemampuan larinya, maka terkaman leopard lah yang menjadi ganjarannya, atau saat seekor burung menabrak pohon sehingga sayapnya terkilir, maka ia akan berakhir menjadi santapan ular. seperti itulah hukum berlaku di alam. Yang terkuat, yang sehat yang akan bisa bertahan, pun hal tersebut berlaku untuk seorang penjelajah alam terbuka.

Tulisan ini tidak akan membahas tentang kemampuan survival, ada banyak literatur tentang itu dan semuanya ditulis oleh ahli survival baik extreme maupun tidak, yang saya akan sedikit tulis disini justru mengenai daun pulus. Pulus terkadang dikenal juga dengan sebutan jelatang, jelutung, lateng, Kemadu yang sebetulnya semuanya species yang berbeda, Pulus yang dimaksud disini adalah Laportea Stimulans, berbentuk tanaman perdu yang banyak tersebar di daerah lembap, ternaungi di dataran rendah. Tidak banyak yang hafal akan tetapi patut untuk diperhatikan karena daun pulus ini memiliki bulu-bulu halus di permukaannya. Nah bulu-bulu halusnya ini yang menjadi ancaman bagi mereka yang tidak mengenalnya. Bulu halus dari pulus ini mengandung asam semut yang serupa dengan asam yang terdapat pada sengat lebah dan semut. sehingga bila tersentuh maka gatal, panas, perih itu yang terasa, dan untuk 2 sampai 3 hari rasa ini akan bertahan, beberapa tulian malah menyebutkan sampai seminggu tanpa penanganan rasa ini akan bertahan.

Tentu saja karena urusan terkena daun pulus kita tidak akan diterkam oleh leopard atau jadi sarapan sang ular, akan tetapi bila anda seorang petualang sejati yang baru beli perlengkapan camping lengkap dari  Internet, hiking gear yang anda beli dari cabelas, dan membawa pisau jungle aitor yang masih wangi packing dari USPS, dan anda berada di tengah rimbunnya  hutan 5 kilometer dari tempat anda memarkir TDi terbaru anda, terkena daun pulus di tengkuk atau pipi, atau di bibir (karena akan mencoba teknik survival yang baru anda baca) hal ini akan sangat memperngaruhi tingkat kekalutan anda. (duh lebay banget yah .....).

Untuk hal ini pertolongan pertama yang harus anda lakukan adalah mencari daun Pacing.... (halah apa lagi inih.......) pacing yang nama latinnya  Costus speciosus J hidup di kondisi yang sama dengan pulus. Inilah luar biasanya alam, bila anda melihat tumbuhan Pacing, pasti tidak jauh darinya ada pulus, nah untuk mengobatinya cukup ambil saja satu lembar daunnya remas dan usapkan ke permukaan yang kena pulus...., ada banyak literatur tentang Pacing sebagai tanaman obat, silahkan surfing saja. Obat lain bila terkena pulus ini adalah dengan mengambil tanah kering dan gembur yang ini pasti banyak, dan gosokkan ke bagian yang terkena pulus.

Untuk mereka yang males searching untuk melihat seperti apa pulus  ini dapat dilihat di bawah ini.

Sementara daun pacing ada di bagian awal tulisan ini, waktu mengambil gambar ini pun saya cukup memutar badan saja untuk mengambil gambar kedua pohon ini, dan tentu saja saya tidak perlu menggosokkan tangan saya ke permukaan daun pulus dan mengobatinya dengan pacing untuk membuktikan tulisan ini..... alasannya, beberapa kali terkena sengat daun pulus cukup bagi saya untuk tidak mencobanya.
semoga bermanfaat.





Monday, September 5, 2011

Belajar dari Kearifan Alam

Belajar banyak hal yang besar dalam setiap perjalanan adalah kenikmatan lain saat melakukan perjalanan ke hutan. Dan itu adalah satu ilmu perjalanan yang saya peroleh  dari pelatih-pelatih perjalanan hutan saya. Mau tahu siapa saja orangnya ? yang pertama adalah ayah saya pribadi DR.Ayi Olim, beliau yang memperkenalkan saya mulai dari bagaimana caranya berjalan, berjalan jauh, berjalan di kebun, berjalan dengan beban, berjalan di hutan, bahkan sampai saat ini kemampuan dan kecepatan berjalannya (dalam arti harfiah sekalipun) belum dapat saya tandingi. Pembuktian terakhir ya beberapa hari yang lalu, hanya saja untuk kali ini saya tidak pingsan gara-gara mengekor di belakangnya naik ke gunung..:D. Juga ilmu yang banyak berhubungan dengan alam, bahan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan, bagaimana menebang kayu yang benar, bagaimana memilih bambu yang baik, bagaimana menanam pohon yang benar, mencari rumput yang bagus untuk pakan, membangun shelter, mencari air, semua Ilmu yang digunakan untuk hidup, semuanya...
Orang kedua adalah Abah Iwan R. Abdulrachman, Perjumpaan yang sangat singkat dengan beliau, memberi banyak makna dalam merubah paradigma perjalanan hutan dalam diri pribadi, perubahan dari mindset camping yang penuh dengan arogansi sebagai manusia yang bebas melakukan kegiatan apapun di alam bebas, berjalan menuju alam bebas dengan niat penaklukan, entah untuk menaklukan ketinggian, keangkeran atau ketakutan pribadi, menjadi manusia yang dituntut menjadi makhluk yang harus lebih banyak belajar dan menghargai alam, bahwa berjalan menuju hutan tidak lebih dan kurang hanya sebagai wahana untuk bisa bersyukur kepada Sang Khalik, melalui bukti-bukti penciptaannya di alam ini.
Orang ketiga adalah Bapa Emuh, nama lengkapnya yang tidak pernah saya ketahui, saya mengenal dengan beliau sebagai komandan Batallion 7 Kopassus (emang ada gituh ??xixixi) Situ Lembang, tertegun saat menjelang Isya dalam perjalanan turun dari gunung sunda yang gelap saya mendengar lantunan ayat suci Al Quran, di sebuah tempat sunyi sepi di pinggir sebuah Danau .. Situ Lembang... dan dari beliau saya banyak belajar tentang arti kebermaknaan, dan harga dari sebuah kehidupan. dari beliau saya belajar untuk survive dalam hidup, baik secara harfiah maupun makna, dengan sudut pandang seorang prajurit Kopassus, dan dari beliau saya mengenal motto hidup " Setiap Langkah Adalah Pertaruhan".
Ketiga orang tersebut, belajar untuk hidup dan kehidupannya dari alam, Ayah saya yang hingga saat ini aktif bercocok tanam di sela kesibukannya, Abah iwan dengan lantunan Lagunya, dan Pa Emuh yang menggantungkan nyawanya pada kemampuannya bergantung pada alam, pada masing-masing perannya dalam kehidupan saya yakin banyak mempraktekan kearifan alam bahkan dalam kehidupan yang jauh dari sumber dimana mereka belajar. Kemampuan yang sebenarnya harus sangat disadari oleh mereka yang menyebut dirinya Pecinta Alam, Penjelajah Hutan gunung, sehingga saripati kehidupan dan kearifan alam yang tersebar dan terserak saat perjalanan, akan bisa diambil, dihayati, dimaknai, diinternalisasikan dalam diri untuk selanjutnya menjadi kekayaan diri dan mewarnai setiap gerak dalam kehidupannya.
Tentu saja tulisan ini dibuat bukan berarti saya bisa berbuat seperti itu.... sangat jauh bahkan untuk mendekati pun masih sangat jauh. Tulisan ini tidak lebih dari peringatan dan pengingat bagi diri saya tentang apa sebenarnya tujuan dari setiap perjalanan yang saya lakukan. tentang bagaimana saya tidak bisa berlaku arogan dan menepuk dada saya dengan mengatakan "Saya... Pecinta Alam ini dibuktikan dengan saya menanam pohon !!" Sementara Alam pun tidak pernah Berteriak " Saya mencintai Manusia,... dengan saya memproduksi oksigen.... !!" atau  Berkonvoi sambil bernyanyi dan berteriak-teriak" Minggir dong, minggir dong, minggir dong..... Pecinta Alam mau lewat..." Sementara alam dalam diamnya mereka bertasbih pada Allah SWT. Dan saat dihutan silahkan saja kita bernyanyi dan berteriak sambil menerobos rimbunnya perdu daun pulus, dan belajarlah dari hal itu...
hanya sebuah perenungan atas dosa yang telah saya lakukan....

Sunday, September 4, 2011

Syawal di Tanjung Siang

Perjalanan tanggal sekian Syawal di tanjungsiang ini diisi dengan mencari Lacak sakadang Bagong yang sudah beberapa hari ini menampakan dirinya.... sekedar persiapan untuk kegiatan sebenarnya... mari kita ikuti ceritanya sesuai gambar satu persatu
Cerita dimulai dari sini.... Mpunya lahan... yang sedang memasak/merebus jagung " Bakal dijual keliling kampun tong !! " gitu dia bilang.....

Ini jagung kalapetong, paporit aku inih mah... justru aneh jagung yang tidak terlihat menyenangkan ini menurut si gueh inih yang paling manis...

Nah kalo yang inih si gueh narsisi di pacilingan... Cukup sekedar pembuka sekerang melihat jejak si bagong..

Dari sini mereka masuk, tanpa pintu mereka membobol pagar... dasar !!

Ujut awut-awutan..... sudah kabur pergi dari tempatnya semula..

Nah ini tampak tempat berkebun.. somewhere in the middle of jungle (halah lebay, jarak dari jalan aspal cuman 200 meter koq...)
Nah Bapaknya yang punya kebun.....nunjukin  sambil ngomong...:  "Nih die....... tuh monyong turunnya lewat sini nih.....!!"
"Lewat sinih juga....."
Nah kalo poto ini kebun yang berjarak 25 meter dari tempat bercocok tanam..... kemungkinan terbesar sundung/sarang bagong berada di tempat ini, karena pengalaman terakhir, anjing masuk sini nggak keluar lagi...
Nah ini masih poto tempat yang sama dari angle yang berbeda..
masih agak masuk sedikit, dan agak serem....
Pipa yang berjarak 10 meter dari foto terakhir dan setidaknya sudah ada 8 sambungan karena digigit... konon menurut tukang benerinnya ini karena bagong yang ikut minum..... baguusss.....
Nah yang ini sedikit agak lebih jelas karena lengkap dengan tapak kakinya...

Apa yah ?? lupa lagi..:D... foto masih di sekitaran situ juga....... berharap bertemu dengan yang dicari ( Jujur nggak sebenernya...heuheuheuheuhe) tapi besar kemungkinan masih disekitaran ini sang bagong berada, cuman karena kering sehingga tapak yang dihasilkan tidak terlalu jelas. so,...... target selanjutnya....... Spear hunting, Mimis Shooting......


Dan hari ini ditutup dengan........ sore...!!